Dijahyellow, Mendadak Tenar dan Bikin Gempar

Ada gak sih di antara kalian yang belum mengetahui sosok ini? Ngaku aja deh, aku sendiri juga baru ngeh beberapa hari ini. Itu pun berkat aku iseng utak-atik akun Path milik temenku, eh, ada yang share gambarnya Dijahyellow. Yang membuatku tertarik dengan gambarnya adalah berkat adanya tulisan #NoAgnezMo, #NoRaisa, #NoAyuTingTing, ato apalah. Aku pun penasaran, emang ngapain sih sensi banget ama artis papan atas macam mereka.

Setelah kutelusuri lebih lanjut, ternyata udah banyak orang yang ngomongin dia belakangan ini. Trending topic mengenai dirinya sudah menjamur di berbagai sosial media rupanya.

Emang siapa sih Dijahyellow ini? Kok bisa mendadak tenar dan bikin gempar begitu?


Kuputuskan untuk Googling. Hmm… ternyata Dijahyellow yang bernama asli Hodijah ini perempuan biasa penduduk Menteng Atas Selatan, Jakarta. Setidaknya itulah yang tercantum pada bio Instagramnya. Lantas apa yang membuatnya terkenal? Bahkan followernya mencapai angka 70ribu loh. Gila.

Dijahyellow ini ternyata berhasil bikin sensasi melalui akun Instagramnya. Ia mengunggah banyak sekali foto selfie dirinya, bahkan video-video yang menampilkan aksinya bernyanyi ataupun berlenggak-lenggok bak peragawati di atas catwalk. Oya, ia juga menciptakan lagunya sendiri yang berjudul Hodijah That is My Name.

Mungkin seseorang bertingkah narsis, wajar lah ya. Namun apa yang dilakukan Dijahyellow ini nampaknya keterlaluan. Ia mengaku secara terang-terang membenci aliran musik dangdut, Agnez Mo, Raisa, dan Ayu Ting-Ting dan menjadikannya caption di setiap foto yang diunggahnya di Instagram. Salah satu alasan yang menjadikannya hater, ia menganggap bahwa Raisa telah menjiplak gayanya yang kemudian menjadi tenar.

Gaya yang apaan sih? Itu loh… yang Raisa pake handuk dililit di kepala. Sampe muncul lelucon,

“Eh, jangan upload foto pake handuk di kepala. Ntar dibilang jiplak gayanya Dijahyellow, lagi!”

Dijahyellow pun jadi objek pembully-an di sosial media. Tengok saja komentar-komentar yang nangkring di Instagramnya, berkonotasi negatif seluruhnya. Belum lagi status-status berbahasa Inggrisnya amat kacau balau. Makin dihajar deh dia. Belum lagi meme-meme yang memasang gambarnya pula.

Video-video yang ada pada akun Instagramnya, juga Dijah unggah ke akun Youtube miliknya. Selain itu, ia juga aktif di berkicau di Twitter. Intinya, dia benar-benar gencar mempromosikan dirinya di dunia maya.

Virgin? Virgin coconut oil?

Ngakunya I'm Not Artist tapi gak pengen jadi artis

Yah, namanya juga Indonesia. Apapun yang menggemparkan, bisa dibikin tenar. Ingat kasus Norman Kamaru yang dikenal lewat goyang Chaiya-Chaiya? Begitu pula yang terjadi pada Dijahyellow, akibatnya ia diundang ke berbagai acara TV dan siaran radio. Jelas akhirnya ia merasa pintu popularitas mulai terbuka lebar untuknya.

Menurutku, mungkin publik tidak menyukai sikap Dijah yang over self-confident itu. Ia terlalu menganggap dirinya lebih dari orang lain, bahkan artis-artis yang dibencinya. Terlebih ia merasa sok penting, dan… ah, tidak bisa memilah apa yang layak dan tidak untuk dijadikan sebuah status.

FYI, Dijah tidak pernah bosan berkicau di seluruh akun sosmed-nya menggunakan hashtag #NoDangdut #NoRaisa #NoAgnezMo #NoAyuTingTing dan no no lainnya. Sebenarnya apa sih manfaatnya mengumbar-umbar kebencian seperti itu? Hal-hal buruk seperti itu harusnya disimpan sajalah, bukan untuk dikonsumsi oleh umum. Padahal sikapnya yang begitu menunjukkan dirinya adalah seorang pengecut, hanya bisa menggonggong. Coba kalau dia dihadapkan dengan orang-orang tersebut di depan publik? Berani apa dia?

Lagi, sementara ia sibuk mencaci maki orang-orang yang dibencinya, ia sama sekali tidak sadar bahwa sesungguhnya ia tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka semua. Astaga.

Dijahyellow pun dikenal dengan omongannya yang serba hoax. Ia sering mengaku-ngaku akun Twitter-nya di-follow oleh akun seleb-seleb mancanegara. Ia sering juga menggembar-gemborkan bahwa ia mendapat tawaran modelling di luar negeri namun ia tolak.

Jujur, publik sesungguhnya muak dengan wujud Dijahyellow. Terlebih bila mendapatinya di layar kaca dan ngomong ‘sampah’, tanpa tahu etika dan sopan santun saat tampil di media massa. Saat diundang di sebuah acara televisi, ia tetap saja berkata melecehkan orang lain dan melebih-lebihkan pembicaraan tentang dirinya.

Lalu bagaimana kita seharusnya bersikap mengenai Dijahyellow?

Pertama. Jangan pernah tanggapi secara langsung. Aku menemukan banyak sekali komentar-komentar haters di akun Instagram ataupun Facebook Fanpage. Isinya memang sih, menjelek-jelekkan Dijahyellow semua. Tapi sadar gak sih haters, kalian telah melakukan hal yang salah. Dengan begitu, ia merasa bahwa publik memperhatikannya. Semakin ia mendapat perhatian, semakin menjadi-jadilah ia. Lihat akibatnya, ia jadi sering dapat tawaran di mana-mana dan dapet duit kan. Untung di dia, rugi di elu.

Kedua. Biarkan saja. Ingat, Dijahyellow pun makhluk ciptaan produk gagal Tuhan. Jadi ia pun bebas hidup dan menghirup oksigen di muka bumi ini. Dia bertingkah alay, ya biarin aja. Semakin kita terus-terusan membicarakannya, semakin besar perhatian publik kepadanya. *kembali ke pasal pertama. Lagipula masih banyak kok orang alay yang bertebaran di dunia ini tapi tak seterkenal Dijahyellow. Ya, karena gak ada yang gosipin mereka sama sekali kan.

Ingatlah sosok Farhat Abbas yang suka bikin sensasi. Pas dia lagi heboh dibicarakan, ia jadi sering tampil di berbagai media. Ketika sepi kembali, ia menciptakan sensasi lagi. Diundang di media lagi. Ya mungkin begitulah cara ia mencari sesuap berlian, yang bisa jadi dipraktikkan oleh Dijahyellow ini.

Tenanglah, popularitas yang diraih seseorang dengan cara instant tidak akan bertahan lama. Semuanya sudah terbukti. Dunia entertainment memang kejam, bro.

Kalo aku nanggepin perkara Dijahyellow ini secara sederhana, maka sudah pasti aku bertanya-tanya soal bapak-ibunya. Kenapa anaknya dibiarin begini? Wara-wiri di layar kaca melontarkan kalimat-kalimat tak berguna. Orang-orang Menteng Atas, apakah tidak ada seorang pun yang menegurnya?

Namun aku menciptakan hipotesis. Ah, barangkali Dijahyellow memang gelap mata dengan popularitas hingga tak menggubris omongan orang. Tapi bisa jadi orang-orang terdekatnya merupakan SDM berkualitas rendah, kemudian beranggapan dengan menjadi terkenal ‘seperti itu’ merupakan hal hebat. Yang penting terkenal, pikir mereka pendek (mungkin).

Banyak jalan menuju Roma, banyak pula jalan meraih popularitas. Kalau ditanya apakah aku mau menjadi orang terkenal, jawabku “Ya! Tentu saja.” Dengan menjadi terkenal, mungkin akan lebih banyak orang yang memperhatikan atau mendengarku saat kusampaikan hal-hal baik dan bermanfaat. Jujur, aku sama sekali tak berminat mengambil jalan pintas untuk meraihnya seperti halnya Dijahyellow yang mendadak tenar dan bikin gempar. Kalau kalian bagaimana, Chocoreaders? (‾⌣‾"٥)

terima kasih sudah berkunjung cyiiin

sumber gambar: Instagram.com/dijahyellow