Gambar dari nyunyu.com |
Apesku ini bermula dari perjalanan pulang dari kampus di malam hari sekitar jam 8-an. Sudah menjadi kebiasaanku dulunya, aku nongkrong di kampus bersama teman-teman sambil wifi-an. Nah, aku pulang berjalan kaki karena memang sudah jadi rutinitasku setiap hari dengan alasan tidak punya motor pribadi. Lagipula, kos-ku tidak begitu jauh dari kampus dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 15 menit. Oya, tas yang kupakai saat itu merupakan tas ransel dan aku tak punya firasat aneh sewaktu pulang. Toh aku sudah lumayan terbiasa pulang malam saat itu, sendirian pula.
Setibanya di kos, aku langsung tertidur saking capeknya.
Esok pagi, aku baru mulai heboh. Sewaktu mempersiapkan barang-barang di tas untuk kuliah, aku baru sadar kalau belum melihat wujud dompetku sama sekali. Tas ransel yang tadinya sudah siap langsung kujungkir ke bawah. Tak ada. Aku obrak-abrik seluruh penjuru dan sudut kamar kosku, siapa tau ketemu. Soalnya aku ini sedikit teledor, sembarangan aja naruh barang. Tetap aja hasilnya nihil.
Aku bergegas menuju kampus dan berusaha menemukan titik terang di sana. Aku langsung menghadap Hasbi, temenku yang merupakan penghuni kampus, dan menanyakan perihal dompetku. My bad, dia bilang kalo gak ada satu barang pun yang tertinggal di kampus semalam. TERUS DOMPETKU PIYEEE?
Aku masih beranggapan bahwa aku kehilangan dompet di kampus—yang entah pada saat kapan, aku tidak sadar. Aku pun mulai panik. Satu-satunya hal krusial yang harus segera diselamatkan adalah rekening ATM!! Cepat-cepat aku minta tolong salah seorang teman untuk mengantarku ke bank Mandiri. Ffiuh, untung saja dekat. Aku mengantri di loket CS dan memintanya untuk memblokir rekeningku sementara waktu.
Masih dalam keadaan kacau, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya. Temanku mengimbauku untuk segera melapor kehilangan ke kantor polisi. Karena untuk melapor dibutuhkan KTP, aku minta ditemani teman perempuanku untuk mewakilkan laporan *kan KTP ikut hilang di dalam dompetnya.
Usai beres semuanya, pikiranku mulai zonk. Gak bisa mikir apa-apa, deh. Yang jelas aku udah teledor dan bikin ortuku rugi sejumlah IDR 250.000,-. Di tengah perjalanan pulang menuju kos, aku menemukan hal janggal. Entah mengapa tiba-tiba ada benang-benang serabut panjang yang menempel di lenganku. Begitu kutengok, alangkah terkejutnya ternyata serabut itu berasal dari bagian bawah ranselku yang sobek—karena disilet.
Ya ampun jadi sebenarnya aku ini korban copet. Ya ampun jadi seharian ini aku ngampus pake tas bolong. Ya ampun dari tadi aku ngapain aja kok barusan nyadar. Ya ampuuuuuun!Hiks, sial. Padahal selama ini aku ngampus dengan jumlah rupiah yang kecil, aman-aman aja. Giliran rupiahnya gede, amblas. Pinter nerawang juga nih copetnya. Aku juga sayang banget ama dompetnya loh. Secara itu kan hadiah kenang-kenangan dari sahabatku sewaktu wisuda SMA. Hiks hiks.
Dompet itu pemberian Al, sahabatku ini |
Apa itu Gang Setan? Sebenarnya itu cuma jalan raya tembusan yang sering dilalui banyak kendaraan sih. Jalannya pendek, dan di malam hari dipenuhi orang jualan makanan serta nongkrong di sisi-sisi jalannya. Ternyata di situ emang tempat nongkrongnya ‘orang-orang nakal’.
Huft.. akhirnya aku inget sewaktu melewati jalan itu, aku sempat tergencet mobil yang melintas sementara ada beberapa orang di belakangku saat itu. Terlebih sebelumnya aku meraba-raba tasku bagian bawah karena was-was. Duh, betapa lengahnya aku. Beneran kapok deh, gamau kena copet lagi.
Kira-kira seperti inilah lokasinya |
1. Waspadai setiap orang yang melintas di dekat kalian. Dengan melirik pun cukup. Sekaligus jagalah jarak kalian setiap berpapasan dengan orang lain.
2. Tingkatkan kewaspadaan saat berjalan di keramaian. Kayak di bus, kereta, jembatan penyeberangan, dll… kan rawan tuh.
3. Bawa tas/barang bawaan kalian di posisi depan agar selalu dalam pengawasan. Yang pake ransel bisa dicangklong di depan. Yang tas selempang/tangan bisa ditempelkan pada tubuh bagian depan.
4. Jangan sesekali meraba-raba bagian tas walaupun dalam keadaan was-was. Hal seperti itu sama saja dengan memberi petunjuk bagi pemangsa.
5. Jangan bawa banyak uang kecuali dalam keadaan terpaksa. Gamau kan kasus sepertiku terjadi pada kalian?
6. Taruh dompet di kantong dalam bagian tas. Biasanya di tas-tas kan ada tuh poket lagi di dalamnya. Itu lebih aman, karena posisinya tidak menempel di bagian tas secara langsung. Jadi kalaupun disilet, tidak langsung terkena.
7. Taruh uang/dompet di ‘bagian tersembunyi’ seperti bra, celana dalam, kaos kaki, sepatu, dll. Tapi yang sedikit masuk akal sih ya gunakan kaus kutang yang mempunyai kantong. Ini item wajib punya bagi traveler loh.
8. Waspadai orang yang tiba-tiba mencegatmu di jalan dan minta tolong mengenai sesuatu. Biasanya sih penipuan. Hati-hati, sudah banyak lho temanku yang menjadi korban.
9. Pasang wajah gahar karena orang berwajah polos selalu menjadi sasaran empuk. Yah, dikira wong ndeso kali.
10. Bila mengalami kecopetan, langsung blokir semua akses finansial kalian. Selanjutnya laporkan peristiwa kalian kepada pihak yang berwajib. Simpan baik-baik ya surat keterangan yang kalian dapatkan nantinya karena penting untuk membuka kembali aksesmu.
11. Berdoalah ke mana pun kalian pergi, karena Tuhan adalah sebaik-baiknya pelindung.
12. Kalau sudah terlanjur menjadi korban, jangan terlalu disesali. Yang penting lebih berhati-hati di kemudian hari. Ingat, harta yang kau punya adalah kepunyaan Tuhan. Mohonlah pada-Nya, jika berkenan Ia akan memberimu ganti yang berlipat ganda jumlahnya. (´⌣`ʃƪ)
Siapa tau bisa seperti daku, diganti rejeki yang nominal berlipat ganda berupa handphone android baru |
Oya, suatu ketika aku terpaksa pulang malam usai berkunjung ke Perpustakaan Kota. Waktu itu aku memakai ransel yang berbeda dengan yang sewaktu aku dicopet dulu. Mungkin aku sudah lelah, jadi pengen cepet rebahan di kos. Satu-satunya jalan pintas ya melewati Gang Setan itu. Kutengok ternyata suasananya tidaklah ramai karena belum larut malam. Kukira aman lah, maka tanpa ragu aku pun melaluinya dengan posisi ransel menempel di bagian belakang tubuh.
Esok hari aku hendak bepergian ke Malang menggunakan ransel itu. Tiba-tiba di tengah jalan ada yang memberitahu bahwa barangku terjatuh. Ya, headset dan pulpen yang harusnya ada di dalam tas. Ternyata OMAIGAD! Aku menemukan bekas sayatan silet lagi!
Kali ini beneran kapok deeeeh… gak bakalan mau lewat sana lagi. Meskipun ada Kevin Aprilio di situ, aku tetep gak mau! ƪ(‾ε‾“)ʃ
ya Allah... yang sbar ya dik...
ReplyDeletelain kali lebih berhati-hati ya,.. sbelum berangkat dan setelah berangkat sering periksa barang-barang. termasuk pada tempat ramai...
tulisan ini menjadi perhatian juga bagi saya.. menjadi bahan pembelajaran yang penting..
Iya mas Agha, semoga bisa mengambil hikmahnya dan dapat menjadikan ini sebagai peringatan untuk waspada di mana pun kita berada. :)
DeleteSaya pernah mbak, tepat satu minggu setelah saya berusia 17 tahun. Semua surat-surat masih serba baru. Kejadiannya waktu itu di Kebun Binatang Surabaya. Sepertinya kalau saya ini kena gendam deh, soalnya saya gak inget apa-apa dan tau-tau dompet udah hilang. Hiks, emang setiap saat gak boleh lupa dzikir nih.
ReplyDeleteIyaa mbak, mungkin lagi lengah. Cukup sekali aja ya, semoga enggak lagi. Sudah pasti pelajarannya membekas seumur hidup. :))
DeleteMakasih sharingnya, Dik. Semoga aku gak ketemu tuh makhluk yang bernama copet he he he
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Mbak kalo emang belum. Semoga dilindungi Allah selalu :)
DeleteInnalillahi....q dulu jg pernsh mnk wsktu pertsma kali tinggl dibatam.lemmesss rasanya.... :(
ReplyDeleteNah iya mbak.. pas udah sadar emang lemes rasanya.. huhu *nyesel sejadi-jadinya
DeleteDi jakarta ini tas selalu di depan :)
ReplyDeleteAlhamdulillah Sudah meningkatkan kewaspadaan ya mbak :))
Deletecopetnya pinter banget ya, nyayat tas sampe nggak kerasa gitu -_-
ReplyDeletemakasih tips nya mbak, aku bakal hati2 kalo berpergian :D
Bukannya gak kerasa maa, aku aja yang gak peka :3
DeleteSipp deh. Diterapkan ya ^^
Alhamdulillah belum pernah dan semoga enggak. Huhu. ngeriiii. Apalagi aku teledor kalau masalah naroh barang :(
ReplyDeleteItu dia mbak , aku ini orangnya juga teledor. Tapi gara2 kejadian ini sih kalo bepergian aku berusaha gak seteledor mungkin :"
DeleteMasya Allah, disilet segala. niat banget nyolongnya, hehe.... Sabar ya mbak, semoga diganti dgn yg lebih baik. :))
ReplyDeleteIya mbak, alhamdulillah sama Allah diganti HP Samsung Galaxy dalam kondisi anyar. Hehehe
Deleteaku juga pernah kecopetan tapi dia ngkot ,jadi ada orang di depanku jatuh dan minta aku menolongnya dan tanpa aku sadari orang yg dis ebelahku ambil dompetuku. Aku curiga kok org di depanku baru ditolong sudah minta turun dari angkot dan kemudian org di sebelahku juag tak lala kemudian turun dan aku sadar dan saat aku lihat di tasku dompetku sudah lenyap
ReplyDeleteAngkot memang rawan dengan pencopetan. Kalo Mama Tirabini sepertinya ada faktor gendam gitu. Duh memang harus sering2 mengingat Tuhan agar dijauhkan dari segala marabahaya.
DeleteSaya malah pernah kena rampok pas lagi jalan di deket kampus (waktu itu pas hari Minggu sih jadinya suasana agak sepi). Saya yakin kita semua sudah berhati-hati saat keluar rumah mbak. Cuma ya apa yg terjadi di jalan itu hanya masalah nasib saja...
ReplyDeleteIya sih mas, meski sudah berhati-hati namun terkadang kita lengah. Hal itulah yang menjadikan celah untuk mereka. :3
Deletewaktu masih SMP, saya pulang sekolah naik bis. Beberapa kali kecopetan. Makanya, sekarang kalau naik transportasi umum, suka rada deg2an bawaannya :)
ReplyDeleteHuhu, jadi sedikit trauma ya Chi. Yang penting waspada aja, insya Allah aman :)
DeleteSalam kenal hilda :)
ReplyDeleteYaampun sampe 2 kali gitu ya kena copet. huhu
aku dulu waktu kuliah juga pernah kehilangan dompet satu kali. tapi gak tau dicopet atau apa.. yanng pasti pas udah sampe kos, sidompet udah ga ada :(
Iya mbak Lia :))
DeleteIya mbak, tapi untungya yang kedua kali gak sampe kehilangan apa-apa *beruntung dalam lindungan Allah :')
Moga diganti sama yang lebih baik ya, Hilda. Aamiin. Kalo saya suka deg-dean pas naik metro mini. Bawaannya malah pengin bolak-balik ngeraba tas. Eh, ga boleh, ya. *_*
ReplyDeleteIya Mbak Haya. Alhamdulillah sudah :)
DeleteHihi bukan gak boleh sih, tapi sebaiknya jangan. Karena itu dapat menarik perhatian copet :)
wahh. ampe kena dua kali gitu ya. untung aku blm pernah kena. dan Semoga jgn kena. tipsnya berguna bgt mbak
ReplyDeleteAmin-amin. Selalu waspada dan hati-hati ya Mas Arman :))
DeleteLah itu denahnya kok dipublikasikan? Ntar dicegat lagi loh kalau copetnya habis baca blog ini. Aku udah kecopetan 5x tapi di bis semua, belum pernah ketika jalan kaki. Amit2 jabang bayi jangan pernah deh. Tipsnya keren, terutama yg no 4 baru kepikiran sekarang :)
ReplyDeleteAah... bener ah mbak Lusi.. makasih udah diingetin. :) Udah tak ganti.
DeleteSubhanallah sampe 5x gitu ya mbak... aku gak berharap kita gak ada yang kena lagi ya.. :(
Jangan meraba-raba kayak nya bener, biar copet nya juga ngak tau lokasi barang berharga kita :-)
ReplyDeleteIyah, itu hal penting yang nggak semua orang itu sadar :)
Deletejaman kulaih beberap kali kecopetan naik bus, jaman kerja juga pernah disilet tasnya, trus zaman pake commuter line kayak skearng baru brp minggu lalu hampir juga kecopetan. blm sempet ku tulis kisahnya...
ReplyDeletecopet oooh copet, kau membuat hidup lebih berwarna hahahaha
Era ini, populasi manusia bertambah. Peluang dicopet pun bertambah. :3
DeleteBukan mewarnai mbak, malah membumbui. Bumbu asem tapi :D
kok bisa mba ada barang jatuh ngga kerasa, apa diambil begitu aja ya? kok yang ilang "ndilalah" barang berharga
ReplyDelete