Pameran Produk Indonesia 2015, Ajang Apresiasi Karya Anak Bangsa
Apa sih yang terlintas dibenakmu tatkala mendengar adanya Pameran Produk Indonesia?
“Ah paling ya gitu-gitu aja.”
“Bosenin.”
“Palingan ya isinya batik-batik doang. Yang dateng juga cuma pejabat dan orang dinas. Harganya mahal pula.”
Dan ciyusss, yang terakhir itu selalu muncul di pikiranku setiap kali tau ada event pameran produk Indonesia whatever lah. Duh duh, judgmental banget ya buk!
Nah untungnya ya—diulangi lagi, untungnya—‘secara tidak sengaja’ aku menghadiri Pameran Produk Indonesia 2015 (yang selanjutnya aku singkat PPI 2015) ini yang berlokasi di Grand City Mall & Exhibition Convex Surabaya. Weleh, kok judulnya nggak sengaja? Iyess, niatannya emang pengen banget ketemu blogger nusantara yang turut hadir memeriahkan acara ini. Kapan lagi bisa ketemu blogger kondang (ato kondangan? xD) macam Mbak Anazkia kalau bukan karena PPI 2015.
Lhadalah nggak taunya, di PPI 2015 ini stereotipku tentang Pameran Produk Indonesia sepenuhnya berubah.
Teman-teman blogger se-nusantara |
Soal ada pejabat dan anggota dinas, ya jelas ada lah! Hahahah. Ntar siapa dong yang ngebuka acara kalau bukan mereka. So, acara ini diresmikan langsung oleh Pak Saleh Husin, Menteri Perindustrian Indonesia pada 6 Agustus lalu. Dan sebelumnya pun sudah diwarnai oleh beragam sambutan, salah satunya dari Pakde Karwo, Gubernur Jawa Timur. Ngomong-ngomong, MC untuk sesi pembukaan yang bernama Emil Faizah ini baru saja jadi MC di pembukaan Muktamar NU kemarin. Wow!
And yeah, yang memeriahkan acara ini gak cuma pejabat dan orang-orang dinas. Dari kalangan umum juga banyak loh, selain kami para blogger tentunya. Ada pengunjung mall bahkan sampai anak sekolahan.
Usai pembukaan, kerumunan pun bubar jalan. Semuanya pada mencar kembali ke jalan yang benar. Eh bukan ding, berpencar mengelilingi pameran ehehehe. Pak Menteri dan Pakde Karwo nggak mau kalah lho. Beliau-beliau ini pun kompak mengunjungi booth satu per satu untuk memberikan apresiasi. Dengan buntut alias banyak orang yang mengekor di belakang beliau tentunya. :D
Aku pun sedari tadi sudah punya ancang-ancang mau ke mana. Ya beginilah kalau sebelum acara dimulai kedua mataku sudah jelalatan menjelajahi seluruh sudut pameran. Kedua kakiku pun langsung ngebut menuju booth… Natana Shoes! Muahaha namanya juga cewek lah yaw.
Dari awal aku tertarik dengan booth sepatu ini karena display-nya sungguh memenangkan hati. Desain sepatunya manis-manis dan cakep. Haknya terbuat dari kayu yang diukir. Sempet mengingatkanku sama merk sepatu Nilou sih hihi. Terus aku kan naksir ama bootsnya dan nyobain deh. Yang awalnya aku kuatir bakal kerasa berat, ternyata enteng-enteng aja. Duh semoga suatu saat bisa kebeli ya. Sapa tau bisa buat seserahan. LOL.
Usaha Natana Shoes ini asalnya dari Tangerang, milik keluarga Pak Eko sekeluarga yang didirikan pada 2012. Yep, karena ini bisnis keluarga ya kesemuanya ikut nyemplung dalam satu manajemen. Kompak nih ya. Merk ‘Natana’ sendiri diambil dari nama panggilan kesayangan putri kecil mereka satu-satunya (karena dua anak lainnya cowok). Selain itu Natana sendiri punya banyak arti dari beragam bahasa. Salah satunya India, yang berarti ‘menari’.
Yang patut diapresiasi, keluarga ini punya keberanian untuk berbisnis meski pada waktu itu belum berbekal pengetahuan yang cukup. Karena kalau menunggu cukup, bisa-bisa nggak kelakon, begitu ujarnya. Dengan modal yang lumayan lah, mereka pun kali pertama memproduksi sepatu mereka melalui vendor. Dari keuntungan itu sedikit demi sedikit mereka kumpulkan untuk memiliki home industri sendiri. Puji syukur kini sudah terwujud dengan adanya home industri mereka di Tasikmalaya yang memperkerjakan sekitar 12 orang. Ditambah dengan bagian office, total keseluruhan karyawan yang mereka punya ada 20 orang.
Ada kepuasan tersendiri yang mereka rasakan saat mampu memberikan lapangan pekerjaan dan bermanfaat bagi orang lain. :)
Selain itu mereka juga memotivasi para anak muda untuk punya penghasilan sendiri, salah satunya dengan menawarkan sistem dropship. Semacam istilah untuk afiliasi gitu. Uhuy, aku juga mau ah. Lumayan kan buat nambah recehan di dompet. Tapi kapan-kapan aja. #eaaa dasar blogger pemalas :v
Soal desainnya yang bikin jatuh hati, ternyata mereka memang beli karya para desainer macam jebolan ESMOD (sekolahnya Dian Pelangi & Ria Miranda tuh) dll. Wah ya pantesaaan, kualitas top deh! Dan rak display yang sungguh menarik ini, pun mereka desain sendiri! Cool.
Aku dengan Bu Taty dan Anka, anaknya |
Dari Natana Shoes, lanjut deh ke booth WISANKA. Eh, booth apaan tuh?
Ternyata eh ternyata, Wisanka Indonesia ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang furniture dan interior. Wiiih ya pantesss.
Well, booth ini sukses mencuri perhatianku sejak kali pertama masuk venue pameran. Gimana enggak, booth-nya paling megah sendiri dan posisinya strategis dekat pintu masuk. Alamak, sampai-sampai sebelum acara pembukaan dimulai aku nyempetin foto di sini dulu wakakak.
Perusahaan ini ternyata sudah didirikan sejak 22 tahun lalu! Dua orang pendirinya ini, Pak Hari Basuki dan JB Susanto, sampe udah sepuh tapi tetep #warbyasa ngembangin perusahaan. Terbukti dari inovasi produk yang dihasilkan Wisanka Indonesia. Dulunya mereka hanya memproduksi furniture untuk diekspor ke luar negeri. Baru tiga tahun lalu mereka memutuskan untuk memiliki label furniture sendiri yang diberi nama Piguno. Tidak cuma itu, mereka juga menawarkan jasa desain interior. Mantap!
Interior yang diusung Wisanka Indonesia ini bersifat wooden (berkayu) dan nature. Kental dengan nuansa cokelat dan bahan-bahan alam. Nah, tempelan dinding di booth mereka ini kan artistik sekali. Aku yang penasaran pun langsung deketin dan…. Kaget! Kenapa? Karena bahan tempelannya satu sama lain tidaklah sama namun menghasilkan keindahan interior yang senada. Ada yang dari lidi, rotan, kulit rotan, pelepah pisang, bahkan sampe kulit kerang. Ulalaaaa keren.
Kerennya lagi, beberapa diantara produknya memanfaatkan bahan dari limbah seperti bahan kerang yang dipasok dari limbah para nelayan. Lalu kulit rotan yang biasanya dikelupas dan tidak terpakai.
Selain tempelan dinding dan furniture, bola-bola lampu yang bergelantungan pun aku naksir. Lihat deh, indah banget kan. Dan hiasan lampu itu terbuat dari bahan yang sama dengan tempelan dinding lho.
Kemudian Pak Denny yang merupakan marketing dari Wisanka, bertutur padaku bahwa industri kriya/kerajinan di Indonesia harusnya memerhatikan research and development (R&D). Karena selama ini menurut beliau, Indonesia masih kekurangan branding lokal. Hal itu disebabkan kebanyakan industri hanya memproduksi barang yang best seller atau sering dibeli. Akibatnya industri kekurangan variasi dan semakin meningkatkan jumlah pesaing. Padahal dengan bereksplorasi, maka industri bisa punya peluang untuk menjadi produsen tunggal sebuah produk.
Maka dalam sepak terjangnya bertahan di dunia bisnis, Wisanka Indonesia amat memperhatikan Research and Development. Caranya, mereka melakukan riset pasar dan mempelajari trend. Lalu diimplementasikan pada produk, material, desain, finishing, dan seterusnya. Selanjutnya dilakukan tes pasar untuk mengetahui seberapa tinggi minat konsumen pada produk tersebut.
Saat ini, Wisanka Indonesia berpusat di Sukoharjo dengan 7 cabang industri yang tersebar di Klaten, Jepara, dan Cirebon. Baru-baru ini mereka melayani customer dari Bali untuk pengadaan furniture dan interior. Wah, semoga makin maju ya usahanya. ^^
Setelah berkunjung ke booth Wisanka aku pun lanjut mengelilingi booth lainnya. Tapi belum separuh perjalanan, mulutku udah gatel buat makan sesuatu. Yaudin tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung capcus ke bagian makanan. Ada banyak booth yang menjual makanan dan minuman ringan sih. Namun entah mengapa aku nggak bisa nahan keinginan buat nyobain es krim keluaran Njonja Besar. Booth ini menyediakan es krim potong bernuansa tempo dulu. Yah, jamannya generasi 90an gitu.
Kebetulan banget aku kepingin es krim yang diapit dua belah roti tawar. Dulu itu jajanan favoritku semasa SD, belinya di tukang es tong-tong (begitulah aku menyebutnya) keliling. Memang sih saat ini udah ada es krim semacam itu yang lagi hitz dari Singapoh. Aku belum nyobain soalnya kata Muffin rasanya biasa aja Nggak recommended gitu.
Nah, di booth Njonja Besar ini aku gak berekspektasi macam-macam sih. Aku pilih es roti rasa apukat. Soalnya seumur-umur belum pernah nyobain es potong rasa apukat. Begitu es selesai disajikan, aku ternganga. Potongannya lumayan gede nih. Asiiik! Dan tau nggak, sekali gigit tanpa sungkan-sungkan aku langsung bilang, “ENAK!”
Usut punya usut, es ini mengambil stok dari Bandung (wah jauh amat ya, hehe) untuk kemudian dijual di Sidoarjo dan sekitarnya. Mas Pandu kemudian membikin merk dagang sendiri, yakni Njonja Besar ini dan berbisnis dengan sistem kemitraan. Jadi ia dapat bantuan modal dari mitra tersebut dan bagi hasil keuntungan. Ooh begitu ya, jadi kalo kita mau berbisnis tapi gak punya cukup modal bisa gabung kemitraan ini ya.
Puas menyantap es krim, gak kerasa kalo udah malam pemirsah! Ya ampyuuuun di PPI ini waktu berlalu bagaikan badai Katrina menyapu ibukota. *alay xD
Ah, event PPI 2015 ini emang patut diacungi jempol. Banyak banget sisi positif yang bisa kita ambil dari kegiatan ini. Antara lain memberikan wadah bagi para pelaku industri untuk memamerkan, memasarkan dan mengedukasikan produknya pada khalayak ramai. Edukasi ini penting loh, terlebih soal sensitif seperti harga. Nggak sedikit kan orang yang ogah beli produk Indonesia karena dianggap mahal? Padahal harga produk tersebut dipatok berdasarkan berbagai faktor seperti bahan baku dan cara pembuatannya. Kenapa produk buatan Cina harganya lebih murah? Karena pembuatannya menggunakan tenaga mesin. Sedangkan produk handmade harganya relatif tinggi karena melibatkan tangan-tangan seni yang butuh dinafkahi. Salah seorang produsen bilang, “Bisa saja kami produksi menggunakan mesin seluruhnya. Namun selanjutnya, bagaimana nasib para pekerja saya?”
Jadi dengan adanya PPI, diharapkan konsumen mampu menghargai arti sebuah produk yang harganya dipatok bukan untuk mencari keuntungan semata. Selain untuk lebih mencintai produk dalam negeri itu sendiri.
Event PPI ini berlangsung dari tanggal 6-9 Agustus saja. Yah, hari ini terakhir? Iyaaaaps, rugi dong ya yang gak ikutan. Muihihihi soalnya di sana banyak kegiatan seru seperti icip-icip kebab gratis, dapetin promo (contohnya, beli produk Wardah senilai Rp 200.000,- berhak dapetin jilbab Elzatta loh!), sesi inspiring talkshow, dan kontes berhadiah. Huwaaaa, kalo gitu boleh lah yaa tahun depan PPI di Surabaya lagi. *haha maunyaaaa
Met ketemu di PPI taun depan yah guys. :*
Ini fotoku sewaktu ikutan challange-nya Kebab Baba Rafi. Jangan ketawa yak. xD
Bangga produk endonesa,
-Hilda Ikka-
Wah sepertinya seru sekali. Sayang belum di surabaya :(
ReplyDeleteHaha masih libur panjang ya :D
Deletekeren banget ika..mantep deh keren abizzz :) gayamu makan kebab :)
ReplyDeleteENDORSE SAYA! ENDORSE SAYA! *teriak-teriak ke brand manager*
DeleteIhirr ihirrr oh yang beli esklim ditungguin di hotel gak muncul2 wuhhh
ReplyDeleteBHAHAHAHA kaboooor~
DeleteHarusnya kita bisa ketemuan ya di acar itu :( apadaya aku ga dapet ijin ga masuk kerja... huhu
ReplyDeleteWuaaah gitu toh aslinya. Hiks, kita belum berjodoh.
Deleteproduksi indonesia emang bagus2 kok..ciamik...
ReplyDeleteBisa juga sih dibilang pencitraan. hehehe. Pasalnya blogger kan jadi alat untuk mempromosikan kegiatan... betul ga sih...
ReplyDeleteBest regard,
Adi Pradana
Tapi yang ini aku tulis setulus hati loh *halah xD
DeleteEs krimnya kelihatan enak ya.
ReplyDeletesepatunya bagus-bagus pengen deh hehe, seru pamerannya
ReplyDeleteKebabnya mauuuuuu
ReplyDeleteSaya juga sempat icip-icip Njonja Besar, tapi ga bisa ikut daftar di acara pembukaan huhuhu
ReplyDeleteIni cerita saya tentang PPI 2015 Surabaya : http://www.braveandbehave.blogspot.com/2015/08/bangga-dan-bahagia-berkat-ppi-2015.html
Sepatunya bagus2 ya,ka. Desainnya unik. Aku salut sama Wisanka karena berdiri lebih dr 20 tahun dan tetap bertahan. Kalau usaha kecil biasanya hanya tahan 2-5 tahun.
ReplyDeleteAaa kangen es tung-tung, dulu kalo beli kadang-kadang pake roti, tapi sukanya pake gelas sendiri, belinya secukup gelasnya, kalo besar bisa banyak :D
ReplyDeleteTapi ini rasanya lebih enak dari es tung-tung
Delete*yayalah lebih mahal jugak xD
model sepatunya bagus-bagus
ReplyDeleteNyaaaaammm, kebabnya endeuuusss... Es krimnya jugak :)
ReplyDeleteacaranya seru banget ya mbak,wah..asih tuh ada acara ngobrol2nya,bisa dropship barang langsung sama ownernya..mau kebabnyaaaa^^
ReplyDeletehttp://titialfakhairia.com/2015/08/08/dari-limbah-sak-semen-hingga-pesawat-terbang-pameran-produksi-indonesia-2015/
ReplyDeleteWisanka keren itu ya.. suka nuansa kayu kek gitu.. ;))
ReplyDeletewoaa keren, itu sepatu baguss mba. kira kira berapa ya range hargnya :D
ReplyDeleteWaduh, itu untuk kalangan menengah ngehe xD
Deleteiiiihhh..suka deh baca ceritanya Hilda...gak ngebosenin..aku juga suka foto fotonya, penampakan sepatu sepatunya juga kereen, sekeren pameran ini....
ReplyDeleteHuaaa makasih banyaknyah Mbak Eka ^^ Emang keren pamerannya ^°^
DeleteAku lg keranjingan ngerapiin isi rumah nih biar cozy, duh.. Makanya jd ngiler liat onterior wooden itu, yg ada kerang2ny juga unyuuuuu.. WhoA
ReplyDeleteBiar murah, bikin sendiri aja Mbak. Bisa kok bisaaaa. *nyemangatin Mbak Noe xD
DeleteHiks hiks salah ngeklik dah, ngeliat itu ais grim lgsg kepengeeeeen T_T
ReplyDelete