Masih inget dengan insiden ketika Pak Jokowi salah menyebut Kota Blitar sebagai tempat kelahiran Bung Karno sehingga banyak netizen yang menjadikannya bahan olok-olok? #PakJokowiSabaro #PakJokowiRapopo Well, akhirnya aku berkesempatan berkunjung ke kampung kelahiran Bung Karno yang asli. Tepatnya di Jalan Pandean IV no. 40, Kelurahan Peneleh, Kota Surabaya.
Jalan Pandean ini masuk wilayah Kelurahan Peneleh. Perlu kamu tahu, Peneleh ini memang kampung yang menyimpan banyak sejarah besar selain tempat kelahiran Bung Karno. Sebut saja rumah pahlawan pergerakan HOS Tjokroaminoto beserta makam tua Belanda yang kondang disebut Makam Peneleh. Sebenarnya aku juga berkunjung ke dua tempat bersejarah itu, hanya saja bakal aku tulis di post terpisah. Soalnya nanti bakalan panjang dan aku nggak mau kamu cepat berpaling dari blogku. :v
Dalam ekspedisi kampung Peneleh ini, rumah Soekarno aku singgahi paling terakhir. Kenapa?
Karena dari sebagian besar sumber yang aku baca menyebutkan bahwa sang pemilik rumah sudah jengah mendapat kunjungan dan menjawab pertanyaan ini-itu. Omeigooot. -____- Ukh, kesalahanku juga sih nyampe sana pas siang hari. Jadi rumah warga pada sepi nggak ada yang seliweran. Mana bisa nanya-nanya. :3
Untuk menemukan gang Kampung Soekarno nggak begitu sulit kok. Ada banner super gede terpasang di samping gapura. Di bawahnya terdapat prasasti peresmian Kampung Soekarno oleh walikota Surabaya pada tahun 2010.
Begitu masuk gang, aku disambut oleh tembok-tembok berhias mural. Bahkan ada mural sang bapak proklamator lagi ngomong “Di sini rumahku” seolah-olah ngasih tau Pak Jokowi tentang tempat kelahirannya. :v *makjleb banget gak sih :v :v
Iya Pak, iyaaa.. :v |
Suasana perkampungan siang hari itu amat sepi. Aku berjalan melintasi rumah-rumah warga sendirian. Kira-kira sekitar 50 meter dari tembok mural, akhirnya aku mendapati rumah kelahiran Soekarno ini berada. Jujur aja, kali pertama melihat kesannya kumuh banget. Sama sekali nggak terawat. Temboknya tampak kusam dan banyak bagian kusen yang terkelupas. Sekilas ya kayak nggak ada istimewanya, kecuali setelah melihat plat emas yang menandakan rumah ini merupakan situs sejarah terpasang di atas pintu.
Usut punya usut, dulunya keluarga Bung Karno hidupnya berpindah-pindah. Pada saat Bung Karno lahir, kebetulan bapaknya yakni Raden Soekemi mengontrak rumah di sini. Masa kanak-kanak Bung Karno tidak banyak dihabiskan di kampung ini karena keluarganya berpindah tempat tinggal lagi. Baru saat Bung Karno remaja, ia kembali ke Surabaya. Namun tidak untuk tinggal di rumah ini lagi, melainkan kos di rumah pendiri Sarikat Islam yang tak lain adalah HOS Tjokroaminoto.
Nah karena itulah rumah kelahiran Bung Karno ini statusnya milik perorangan. Pemerintah Kota Surabaya sudah berupaya membeli rumah ini untuk dijadikan cagar budaya. Berdasarkan cerita dari Pak RT yang menjaga kelestarian rumah HOS Tjokroaminoto, rumah tersebut awalnya sudah sepakat dibeli pemkot seharga 400 juta rupiah. Namun karena ada campur tangan warga sekitar, harganya jadi naik berlipat ganda. Tebak berapa? Dua milyar rupiah booooook. Gila aja duit segitu bisa dipake beli rumah di kawasan elit Surabaya.
Kok bisa jadi 2 milyar? Ya katanya sih duitnya nanti biar bisa dipake untuk pembangunan kampung, seperti mendirikan balai RW. Masa iya? Kok aku malah curiganya biar masuk ke kantong oknum-oknum itu sendiri. Sementara itu yang punya rumah makin pusing, dia udah setuju dibeli dengan harga awal malah jadi sengketa. Pusiiiiiiiing! Gitu kali pikirnya.
That’s why pemilik rumah yang bernama Jamilah itu keberatan untuk ditanya-tanya soal sejarah rumah. Toh katanya beliau tidak tahu apa-apa dan tidak ada sama sekali barang peninggalan yang berhubungan dengan Ir. Soekarno di rumahnya. Oooh.. kali aja buk, nemuin ikat pinggangnya. :p
Well, harapanku sih semoga rumah ini bisa diambil alih oleh pemkot/dinas pariwisata untuk dijadikan obyek wisata sejarah. Biar anak muda itu nggak cuma tahu mana tempat nongkrong yang asyik. Biar anak muda itu tau sejarah dan bisa mencontoh semangat perjuangan para pahlawan yang telah berupaya mati-matian memerdekakan bangsa hingga sekarang ini kita bisa hidup lebih enak dibandingkan mereka pada zamannya.
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” –Ir. Soekarno
Rumah Kelahiran Ir. SoekarnoJalan Pandean IV no. 40 Surabaya
kok kesannya kumuh gitu ya...?? padal rumah ini termasuk cagar budaya yg harus dilestarikan.. tapi emang serba salah kalo statusnya masih rumah pribadi :(
ReplyDeleteboleh masuk ke dalemnya ngga itu, kak?
ReplyDeleteanyway, muralnya keren-keren ya .. :D
Nggak boleh ih.. Kan belom punya pemkot sepenuhnya. :((
DeleteWow 2 Miliar bo!
ReplyDeleteSama berarti dengan rumah kelahiran bung hatta di kampungku mak...juga kurang terawat ...
ReplyDeleteWidih, kayaknya kesadaran orang Indonesia terhadap cagar budaya dan situs sejarah beneran rendah -______-
DeleteDuh sayang euy kalau rumah itu rusak. Apalagi dibanderol 2 milyar.
ReplyDeletebuseng, 2 milyaaarrr!! semoga bisa menghasilkan keputusan terbaik deh ya nantinya :D
ReplyDeleteSalah satu tempat di Surabaya yang pengen gue datangin :D
ReplyDeletewow, 2 M book. :D memang mahal ya, ka. kalo dibandingkan dengan rumah biasa, hehe
ReplyDelete