Susah Senang Dalam Satu Paket

Monday, December 21, 2015

Susah Senang Dalam Satu Paket

Ahahak, bulan ini kayaknya aku bakal lebih sering posting tentang curhatan ye.. Secara mo nulis tentang makanan enak ato pun jalan-jalan, mending disimpen aja buat bekal blog baru. Ciyeeeh ciyeeeh yang mo bikin blog lagi tapi masih galau jadi apa nggak. Mau istikharah dulu, doakan petunjuknya cepat keluar yak! :D *emangnya lotre LOL*

Ide untuk nulis postingan ini bermula dari status update Path milik seorang teman (cowok) SMA yang kini sedang menempuh pendidikan dokter di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ato yang biasa diingkat dengan sebutan UIN Jkt. Berhubung aku menganggap Path merupakan sosmed yang bersifat privat, jadi aku memilih nggak menuliskan statusnya secara gamblang di sini.

Intinya aja, dia tuh flashback ke jaman SMA (nyantri) dan ngerasa hidupnya dulu sewaktu di situ bener-bener menyedihkan. Yang mandi susah lah, kurang gizi lah, nggak higienis lah, hidup di bawah tekanan lah, nggak bisa bebas ke mana-mana dan lain sebagainya. Ditambah kondisi sekarang yang amat sulit memenuhi kebutuhan financial kuliahnya tanpa beasiswa atau bantuan dari pihak mana pun. In the end, he wish he could back to the time when he can choose the right high school near his hometown.

Sebagai sesama alumni (dan teman seangkatan juga), aku membenarkan suka duka yang dia alami selama bersekolah di sana. Yeah I know how really hard to survive on it.

Walau lingkungan asrama kami berada di daerah pegunungan, nggak berarti kami hidup dengan air yang berlimpah. Pasokan air tetap dibatasi dan jumlah kamar mandi masih belum memadai. Untuk makanan sehari-hari pun kami nggak pernah mikir gizi yang seimbang karena adanya ya cuma itu. Take it or buy another meal yang kalo terus-terusan dilakukan nggak baik untuk kesehatan kantong.

Dan yang paling menjerat keputus asaan adalah fakta bahwa kami nggak bisa bebas berkeliaran di luar asrama. Kecuali bila ada keperluan mendesak seperti berobat ke puskesmas, mengikuti kompetisi antar sekolah, atau try out di pesantren cabang Surabaya.

Palingan ya jalan-jalan sekitar pesantren
Kayak di bangunan peninggalan Belanda ini

Tapi, buatku kehidupan di jaman SMA itu masih belum ada apa-apanya dibandingkan dengan pas aku SMP dulu. Aku udah pernah ngalamin yang lebih parah sampe kalo diinget kembali tuh rasanya GILA YHA ternyata aku bisa bertahan sampe lulus LOL. Contohnya aja soal air, nggak cuma kekurangan, air yang ada tuh rasanya asin. Bikin perih mata dan cucian baju warna putih jadi kusam. Nggak cuma kamar mandi yang terbatas dan jorok, kami pun kudu mandi berdua bahkan bertiga dalam satu bilik! Jangan dibayangin lho yhaaa! Pokoknya gitu dah, I’ve experienced the worse ever.

Back to jaman SMA, padahal yah… buatku not really as terrible as much. Buktinya aku hepi-hepi aja. Masih banyak hal tak terduga yang aku dapatkan selama menimba ilmu di sana. Kayak ikut seleksi pertukaran pelajar meski cuma lolos tahap 1 nya aja (( bangga )), ngembangin bakat nulis, nggak gaptek karena terbiasa main laptop (kalau sekarang sih di sana udah nggak boleh bawa xD), dan bisa ketemu Kevin Aprilio meski nggak ada hubungannya sama SMA-ku (tapi kan statusku masih SMA gituuu BHAHAHAK).

Pamer lagi boleh dong yhaa

Dan aku bisa memahami kekecewaannya yang nggak dapetin beasiswa or bantuan dana dari pihak mana pun karena yeah.. aku bernasib sama. Masih mending dia bisa kuliah di kampus sungguhan (walau akreditasi jurusan kedokterannya cuma C sih). Lah aku?

Udah nyasar, kampus-kampusan pisan (macam LP3I gituh). Kalo aku kayak dia, bisa aja aku cuma nyalahin pihak sekolah atas nasib jelekku. Gara-gara tinggal terpencil, aku minim informasi kampus alternatif kalo nggak lolos seleksi SBMPTN. Lalu dengan mudahnya dirasuki stigma negatif kalo kampus A jelek, kampus B jelek, jangan sampe kuliah di situ bla bla blah. And so many happens yang membuatku akhirnya terdampar di kampus-kampusan.

Tapi enggak, aku memilih enggak ikut menyalahkan SMA-ku turut andil soal ‘suram’-nya jalan kuliah yang aku tempuh. Karena pada akhirnya aku bisa melihat kemudahan bersama dengan kesulitan yang aku jalani. Okelah kampusku amat tidak menyenangkan. Namun siapa sangka pada pertengahan semester pertama aku dipertemukan dengan organisasi mahasiswa se-Surabaya. Berikutnya aku kenal dengan Muffin bahkan make a relationship. Selanjutnya aku diperkenalkan oleh Mbak Prima yang membawaku ke dunia blogging lebih dalam hingga aku bisa seperti sekarang ini.


Terus aku jadi mikir gitu loh, apa jadinya kalo aku nggak kuliah di kampus-kampusan itu. Mungkin di universitas lain yang lebih nggenah, aku bakal ngerasa nyaman dan nggak perlu ikut organisasi ekstra kampus macam gitu. Intra kampus aja mungkin udah membuatku cukup sibuk. Lalu mungkin aku nggak bakal ketemu Muffin dan nggak bakal ngadep laptop untuk ngerasain nikmatnya ngeblog sekarang ini. Mungkin blog yang aku punya tetep aku biarin gitu-gitu aja dan kian hari makin galau akibat gagal move on ama (calon) pak dokter. #ngeeeek

GMS my other family


Maka benar, firman Allah begitu nyata seperti yang terdapat pada QS. Al – Insyirah ayat 5:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۙ
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

Jadi aku berpendapat ya beginilah hidup. Kita nggak bisa pilih enaknya aja. Enak-gak enak itu udah satu paket dalam porsi masing-masing yang Allah berhak menentukan. Di setiap kesulitan yang menghimpit, pasti itu pastiiiii ada banyak hal yang patut kita syukuri karena nggak semua orang nasibnya seberuntung kita. Misal punya rumah sendiri untuk dihuni dan berteduh, sementara di luar sana banyak orang yang tak sanggup membangun atau menyicil rumah. Hidup dari satu rumah ke rumah lainnya Atau contoh sederhananya saja, alhamdulillah masih diberi anggota tubuh yang lengkap dan sehat. Meski keliatan sepele tapi kalo kita hidup nggak punya kaki misalnya, kebayang kan bagaimana susahnya karena ruang gerak kita jadi terbatas?

So in the end I’m so thankful for those what I have right now. Seburuk apa pun masa laluku, seterjal apa pun jalan yang aku hadapi, aku bersyukur atas segala yang aku miliki. :)

Dan aku berharap semoga temanku bakal lebih banyak bersyukur. Semua orang pasti tahu kalau biaya pendidikan dokter tidaklah murah. Tentu dong temanku tadi harusnya juga tau saat memilih jurusan itu. Maksudku tau kalo itu resikonya. Beasiswa ato nggak, itu di luar kuasa sekolah. Hanya Allah yang mampu memilih siapa yang berhak mendapatkan beasiswa itu. Coba tebak siapa yang dapet? Temenku yang latar belakangnya dari keluarga berkecukupan! *yeah, ini jalur beasiswa Depag ditentukan berdasarkan seleksi, bukan ekonomi keluarga* Iyess, temenku yang dari keluarga tajir itu bahkan udah ancang-ancang bakal kuliah di FK Universitas Hang Tuah Surabaya kalo seandainya nggak diterima di FK UIN Jkt jalur beasiswa Depag.

Nah temenku yang nggak dapet beasiswa ini, coba dong disyukuri kalo akhirnya bisa kuliah di jurusan yang ia inginkan. Banyaaaak banget temen seangkatan yang juga pengen tapi nggak lolos sehingga masuk ke jurusan alternatif lainnya. Bahkan ada lho temenku yang sampe beneran nggak kuliah dan gak jelas kabarnya sampe sekarang ini. hiks.

Hoho ya gitu lah. Intinya banyak-banyakin bersyukur aja atas yang kita punya. Inget-inget firman Allah pada QS. Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.

Sudahkah kamu bersyukur hari ini? :)
-Hilda Ikka-

11 comments

  1. Kadang kita lupa bersyukur sehingga apapun yg kita hadapi dianggap cobaan, nice post :D

    ReplyDelete
  2. Iya ya, susah senang memang satu paket. Harus banyak-banyak bersyukur. artikelnya ngena banget :)

    ReplyDelete
  3. Susah dan senang memang ada dalam satu paket ya mak gmana kita menyikapi nya. Yang susah juga kalau disikapi dengan positive bisa jadi hal yang penuh hikmah hehee.\Btw asik nih bsa foto bareng kevin aprilio :D

    ReplyDelete
  4. janji Allah itu setelah kesulitan ada kemudahan :)

    ReplyDelete
  5. ciee sama kevinnn.. #gak fokus bget nget..

    ReplyDelete
  6. hihihi asyik bangeddd..
    susah senang bersama...dan banyak bersyukur intinya ya...

    saya follow blog cantiknya yaa..suka...mampir ke blog saya juga ya mbak

    selmawahida.blogspot.com

    ditunggu follow dan komentarnya...makasi :)

    ReplyDelete
  7. Hmm terlalu sering dapat suka, pas dapat duka jadi sedih :(
    Makasih sharingnya, mba

    ReplyDelete
  8. bersyukur memang banyak manfaatnya yah Mbak :)
    selain nikmat kita akan di tambahkan, kita juga akan terbebas dari rasa iri dan dengki terhadap sesama juga lebih positif memandang hidup *tumben komen saya bijak begini*

    ReplyDelete
  9. Mbak mana blog barunya mbaaak :3

    Salam,
    Oca

    ReplyDelete
  10. Ih, aku pernah juga sih menyalahkan kok dulu aku sekolah di situ ya? Tapi makin ke sini makin sadar sih, inilah hidup. Ada kalanya menemui batuan terjal yg justru akan membentuk kepribadian kita agar lebih kuat ke depannya.

    ReplyDelete
  11. Hehhee iya bener karna hidup juga nggak enak enak aja. Bahkan coklat yang manis pun punya masa kadaluarsa, jadi hidup gak selamanya manis juga kadang bisa asem manis dan nano nano rasanya

    wkwkwk

    Weleh
    Aku dulu SMK juga terpaksa masuk situ karna disuruh orang tua. Eh sekarang malah pacaran sama kakak kelas. Andai gak sekolah disitu mungkin aku masih galau karena gagal move on dari calon dokter gigi wkwkwkwkw
    *lah malah curhats :')

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!