Jadi beberapa waktu lalu banyak situs berita online santer memberitakan perihal kasus driver Gojek yang terkena suspend besar-besaran. Setidaknya lebih dari 7.000 driver senusantara tidak dapat menerima order selama beberapa hari. Hal inilah yang memicu demo driver Gojek di beberapa ibukota, Bandung salah satunya. Sampai-sampai Kang Emil harus turun jalan dan menjembatani forum antara driver Gojek dengan pihak perusahaan. *yang harusnya nggak perlu terjadi karena merupakan konflik internal yang harus ditangani sendiri oleh pihak bersangkutan*
Gojek pun memberi konfirmasi melalui akun FB resmi perusahaan berupa surat terbuka oleh sang CEO, Nadim Makariem. Pas kali pertama baca ini, rasanya tuh kayak Jaka Sembung naik Gojek. Gak nyambung jek! Soalnya aku baruuu aja update kronologis-nya kemaren-kemaren sore, jadinya ketinggalan info BUANGET. Aaaarrrgghh!
Setelah browsing browsing browsing, akhirnya paham deh kenapa sampe ada suspend besar-besaran. Karenanya sekian ribu driver Gojek ini disinyalir melakukan tindak kecurangan dengan melakukan order fiktif. Nah, order fiktif itu seperti apa?
Yakni dengan memakai dua handphone dan membuat akun palsu yang disetting menggunakan fake GPS untuk membuat order yang kemudian diambilnya sendiri. Jadi driver ini bisa mendapatkan hasil yang berlipat ganda melalui order fiktif tersebut.
Akibatnya, para driver Gojek lainnya yang jujur komplen kepada perusahaan mengapa driver-driver nakal itu nggak segera ditindak. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya perusahaan membuat kebijakan untuk men-suspend akun para driver yang terlibat kecurangan. Untuk terbebas dari suspend, driver Gojek harus membayar denda yang besarannya tergantung berapa rupiah yang sudah diraup masing-masing individu. Berikut kutipan dari status FB resmi Gojek terkait hal ini:
Selama dua bulan ke belakang, hampir setiap hari saya menerima puluhan komplen dari driver-driver jujur mengenai banyaknya rekan-rekan GO-JEK yang menyalah gunakan subsidi perusahaan dengan membuat ratusan order fiktif dengan akun palsu. Para driver GO-JEK yang setiap hari bekerja keras dan jujur sangat kecewa dan bingung kenapa driver yang nakal tersebut tidak ditindak oleh perusahaan.Setelah kami dengarkan aspirasi para driver, selama satu bulan ke belakang kami olah data tersebut dan ternyata lebih dari 7.000 driver senusantara terlibat dalam kasus order fiktif, di mana dia tidak mengambil order nyata, namun menerima pendapatan jutaan per bulan.Driver-driver yang telah kami suspend adalah driver-driver yang telah kami buktikan membuat order fiktif. GO-JEK telah mengamati hal ini cukup lama dan memiliki bukti kuat terhadap setiap individu terkait. Kami telah memberikan peringatan beberapa kali bahwa GO-JEK tidak akan pernah mentolerir kecurangan ini.Walaupun kami kecewa dengan situasi ini, namun kami masih memberikan kesempatan terakhir bagi para driver tersebut untuk mengembalikan uang penipuan sebagai tanda komitmen mereka masih ingin menjadi bagian dari keluarga besar GO-JEK.Kami berpegang teguh bahwa menjadi driver GO-JEK adalah suatu hak dan kewajiban yang mulia. Hanya driver-driver terbaik dan jujur yang dapat menjadi bagian dari keluarga besar GO-JEK Indonesia.Prioritas utama kami pertama dan selalu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para driver di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, terima kasih atas kepercayaan Anda dan terus dukung Karya Anak Bangsa.Salam,Nadiem Makarim
Lalu tak berselang lama beredar capture isi SMS yang berisi permintaan ganti rugi (denda) senilai Rp 92 juta terhadap driver GO-JEK yang terkena suspend. Rumor ini ramai disebar melalui sosial media hingga situs-situs berita online. Kayaknya sih merujuk pada kehebohan lama yang memberitakan seorang driver GO-JEK dapat meraup pendapatan berjuta-juta setiap bulannya (masih ingat?). Nah, ada kecurigaan pula kalo driver ini pelaku order fiktif.
Tapiiiiiiiii ternyata itu cuma hoax pemirsa. GO-JEK telah mengklarifikasi kalau hal tersebut hanyalah rekayasa. Dikutip dari akun FB resmi milik GO-JEK, nilai ganti rugi yang diberikan kepada masing-masing driver memang berbeda, sesuai dengan jumlah order fiktif yang telah mereka lakukan. Namun tidak ada besaran dengan nilai setinggi itu dalam kasus order fiktif.
Dan… GO-JEK nggak mewajibkan pembayaran ganti rugi bagi para mitra yang terlibat kasus order fiktif. Ini merupakan keputusan masing-masing untuk menentukan apakah mereka masih ingin bergabung kembali sebagai driver GO-JEK. Apabila driver memutuskan untuk membayar, GO-JEK akan melanjutkan kemitraan. Kalau nggak mau? Yaudah say bye-bye alias kemitraan akan diputus dan kasus ini ditutup.
***
Selama kepoin akun FB resmi GO-JEK sih, aku nggak luput bacain komen-komenannya. Yang bikin salut, nggak cuma para pengguna FB biasa yang berkomentar, sebagian driver GO-JEK juga turut bersuara. Salah satunya ada yang bercerita tentang pengalamannya terkena suspend. Waktu itu kebetulan dia ambil orderan GO-SEND dari istrinya yang berbisnis OL shop. Setelah menerima orderan tersebut, dia nggak bisa dapet orderan lagi. Tau deh kalo dia kena suspend. Tapi kemudian dia baru ingat, salah satu kebijakan perusahaan adalah dilarang mengambil orderan dari anggota keluarga. Akhirnya dia mengurus ke Kemang Timur (markas GO-JEK) sambil membayar uang denda (yang besarannya sama dengan pendapatan order tersebut) dan mengakui kesalahan yang dilakukan. Setelah itu ya beres.
Intinya sih nggak usah panik kalau terkena suspend dan segera diurus agar dapat menerima orderan kembali. Toh pihak perusahaan amat kooperatif.
Sebagian lagi komentar dari orang-orang non-GO-JEK mendukung langkah-langkah kebijakan yang diambil perusahaan. Mereka juga memotivasi para driver untuk senantiasa bersikap jujur. Bahkan ada komentar dari driver GO-JEK yang menyatakan tak apalah dirinya terkadang sehari hanya mendapat 4-5 order, yang penting berkah. *terharu* *aamiin ya Allah*
Tapi yah ada juga sih yang isi komennya menghujat. Katanya sistem udah bagus masih aja dirusak. Dikasih rezeki segitu masih aja kurang. Nggak heran kalo pejabatnya pada korup, lah orang-orang bawah aja mentalnya pada gini. :|
Terakhir yang bikin nohok… aku nemu komen driver GO-JEK yang bilang dia terpaksa berbuat curang karena pernah mengalami kerugian gegara server GO-JEK error. Lalu dia menelpon customer service khusus driver sampai habis pulsa sekian rupiah tapi gagal tersambung dan pengaduannya tidak ditanggapi.
Hmm… sedih juga bacanya. Sebagai pelanggan setia GO-JEK, aku tau banget lah berapa kali driver itu nelepon customer untuk mengabari dan memastikan keberadaan. Kadang aku kepikiran, ludes pulsa berapa duit tuh yaaa apalagi customer kan rata-rata beda provider dengan driver.
Dan masih banyak lagi komentar-komentar yang bilang GO-JEK begini, GO-JEK begitu. Yang nggak transparan lah, nggak adil, seenaknya aja lah, dan apalah-apalah lainnya. Namun aku cuma mau menanggapi secara pribadi apa yang aku tulis di sini ya, lainnya enggak. Kalo dibahas semua bisa-bisa panjangnya nandingin skripsi (padahal S1 aja belom. Nah lho. :v). Plus, aku nggak berpihak kepada siapa-siapa. Jadi ini semacam disclaimer gitu biar gak dikeroyok duluan. *ah cemen xD
Kalo aku sih berharap banget perusahaan GO-JEK bisa berbenah menjadi lebih baik lagi. Nggak cuma melayani customer sepenuh hati, tapi juga memperhatikan nasib para drivernya. Pelayanan jangan dibeda-bedakan. Trus semoga servernya makin up to date ya, nggak melulu error lagi. Soalnya yang rugi gak cuma customer, driver juga. Kadang ada loh yang kena double order, kasian kan salah satu drivernya bisa dikira ambil order fiktif. Dan segunung masalah lainnya, semoga bisa diselesaikan. Aku nggak mau ngeluh melulu, soalnya aku sendiri nggak bisa membantu apa-apa secara langsung, ya kan? Aku cuma bisa memberikan aspirasi lewat blog, yang semisal dibaca ama pihak GO-JEK bisa ditanggapi secara positif.
Toh perusahaan GO-JEK ini emang bener-bener masih baru. Selain berinovasi, perlu jatuh bangun untuk memberikan yang terbaik. Kalo nggak salah GO-JEK baru beranjak 5 tahun nih, buatku pencapaiannya udah gede banget. Apalagi sebagai karya anak bangsa yang berpengaruh besar terhadap ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Tapi bukan berarti jadi alasan untuk memiliki kinerja yang buruk loh ya. Pokoknya aku akan selalu dukung GO-JEK untuk terus jadi lebih baik.
Dan buat driver nakal lainnya, aku tau hidup Anda sekalian amat sulit. Terkadang harus kehilangan sekian rupiah untuk sesuatu yang nggak bisa didapatkan pada akhirnya. Tapi berlaku curang bukanlah solusi yang tepat. Ada lagi solusi lain yang bisa diambil: bersabar. Siapa tau dibalas oleh Sang Pencipta dengan rezeki yang berlipat ganda. :)
*aku ngomong begini bukannya sok, soalnya aku sendiri dalam posisi menunggu pendapatan yang tak kunjung cair* *belajar sabar* #heaaa
Yuk sama-sama jadi lebih baik!
-Hilda Ikka-
Sumber: Akun Facebook GO-JEK |
Wih gitu ya ternyata.. Ya semoga masalahnya bisa selesai dng win-win solution
ReplyDeleteboleh juga sih keberadaan gojek jadi alternative angkutan darat juga kok
ReplyDeleteYang penting berkah ya Mba, jangan sampai driver-driver gojek itu curang lagi..
ReplyDeleteiya kemarin sempet kaget aja ngelihat yang 92 juta itu. untung hoax..
ReplyDeleteSemoga perusahaan ini bisa bertahan karena banyak banget lapangan kerja yang dirangkul.
ReplyDeleteSebagai pengguna Gojek, cara kerja driver mereka itu bagus. Untungnya, sering nemu driver yang bagus. Suka banget naik Gojek karena nggak perlu tawar-menawar harga.
Orang pintar itu hampir sama dengan orang gila ya mba,heu kasihan juga bagi driver yg jujur. Memang sih cari duit halal yang banyak itu tidak mudah namun bukan berarti tidak mungkin asalkan ihtiar dan bersabar insaAllah semuanya juga bisa terwujud.
ReplyDeleteOrder fiktif ini banyak banget, tetangga ku tiap hari nganterin istri nya kerja tapi istri nya order jasa gojek dan suami nya yg ambil hehehe
ReplyDeletecari uang yg halal aja. gk usah membuat orderan fiktif. kasihan jg bos gojeknya
ReplyDeleteada-ada saja yaa akal bulus untuk menipu sistem..setuju sekalian dipecat ajaa kasian yang kerja jujur jadi kena imbasnya
ReplyDeletekasihan ya gojekers ini
ReplyDelete