Halo gais! Siapa di sini yang setuju kalo perjalanan mencari produk kosmetik yang cocok sesuai kebutuhan kulit tuh terkadang tidak semudah membalikkan telapak tangan?
Di pasaran, ada beragam pilihan produk kosmetik dengan klaim yang menawarkan solusi untuk permasalahan kulit kita. Wajar apabila kita memutuskan membeli suatu produk berdasarkan klaim yang ditawarkan. Etapi sebagai konsumen, kita juga mesti selektif dalam memilih produk kosmetik karena tak jarang klaim produk itu menyesatkan.
Pertanyaannya, gimana ya caranya kita ngerti dan yakin bahwa klaim suatu produk kosmetik itu valid dan sesuai dengan kebutuhan kulit kita? 😕
Di pasaran, ada beragam pilihan produk kosmetik dengan klaim yang menawarkan solusi untuk permasalahan kulit kita. Wajar apabila kita memutuskan membeli suatu produk berdasarkan klaim yang ditawarkan. Etapi sebagai konsumen, kita juga mesti selektif dalam memilih produk kosmetik karena tak jarang klaim produk itu menyesatkan.
Pertanyaannya, gimana ya caranya kita ngerti dan yakin bahwa klaim suatu produk kosmetik itu valid dan sesuai dengan kebutuhan kulit kita? 😕
Coba deh perhatiin, zaman sekarang banyak brand kecantikan bermunculan. Mulai dari brand indie sampe brand kepunyaan artis, dari yang terkenal sampe yang gak terkenal-terkenal amat. Belum lagi iklannya; di fesbuk, di yutub, di IG, sampe di drakor yang lagi ditonton. Jangan lupa tengok rak skincare: udah berapa banyak produk yang berjajar?
Film ini melanjutkan kisah dari film pertama. Tapi menurutku meski kamu nggak nonton film yang pertama, tetep bakal nyambung ama ceritanya kok. Karena film pertama dan keduanya ini konflik ceritanya tidak terlalu berkaitan.
Salah satu caraku untuk berdamai dengan luka pengasuhan orang tua adalah mengingat-ingat kenangan indah dan haru bersama mereka. Dulu saat usia sekolah dasar hingga remaja, hidupku hampir tidak pernah akur dengan orang tua. Terlalu banyak perasaan negatif yang menyelimutiku sehingga keburukan orang tua tampak lebih besar dibandingkan kebaikannya.
Seiring perjalanan beranjak dewasa, aku pun menyadari bahwasanya pada akhirnya orang tua hanyalah manusia biasa. Sama sepertiku alias si anak, kami sama-sama tidak sempurna. Sebagai manusia biasa, orang tuaku pasti sudah mengusahakan yang terbaik dengan segala sumberdaya yang dimiliki semampu mereka.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons