Ah.. wanita yang belum genap berusia 25 tahun itu, membuat perubahan kontroversial di tengah semaraknya bulan suci Ramadhan. Bulan yang harusnya membuat umat lebih dekat pada Rabb-nya.
Eaaa, masih ingat dengan postinganku yang berjudul BaladaKetemu Idola? Sempet loh jadi popular post nomer satuku sampai akhirnya harus tergerser di posisi kedua oleh postingan yang kuikutkan GA *yang pada endingnya aku gak terdaftar sebagai peserta….ngenes! T^T
Okey, berhubung kemarin adalah tanggal 22 Juli yang tidak akan aku kaitkan dengan hasil pilpres ataupun skandal lepas hijabnya Marshanda, aku bakal cerita mengenai hadiah ulang tahun terindahku pada usia ketujuh belas. ^^
“HBD Kawaann… barakallah fii umriik. :D”
“Ika, selamat ulang tahun… semoga barokah usianya, dimudahkan jalan menuju cita-cita, selalu dalam lindungan Allah. :))”
“Happy birthday Ika… Semoga makin menjadi insan yang lebih baik di bulan yang penuh barokah ini dan tetap langgeng terus hehe”Ucapan dan doa dari kawan, kerabat, dan orang terdekat terus membanjiri inbox sms, chat BBM, serta social media. Aku senang sekali mendapat ucapan sebegitu banyaknya karena hal itu menandakan masih ada yang peduli dengan ulang tahunku meskipun berkat reminder social media. :D Soalnya ada loh, ada orang yang kuharapkan tapi belum pernah sekalipun memberikan ucapan untukku padahal jelas-jelas ia sedang online! (╯҂ ‵□′)╯
Tak ada persyaratan khusus untuk mengikuti challenge ini. Yang terpenting hanyalah menabung. Karena untuk sebagian orang (yang kebanyakan boros kayak saya :D) menabung itu perkara yang sulit, cara nabungnya diganti dengan mengumpulkan uang recehan yang ada. Misal habis belanja di In**mart kembaliannya berupa receh, nah masukin saja ke celengan. Atau pas nyapu sore-sore di rumah nemu duit recehan, boleh juga. Dijamin makin rajin bersih-bersih rumah. :p
Sekilas bila dilihat, nampak biasa saja. Wajah polos tanpa make up dan jilbab yang membalut kepalanya tidak dililit aneh-aneh. Pakaiannya juga senantiasa bersahaja. Begitulah penampilan mahasiswi jurusan kebidanan Universitas Airlangga ini sehari-hari. Tapi siapa kira di balik kesederhanaannya, ia menyimpan hati seluas samudera.
Mahasiswa yang tidak tinggal bersama orang tua atau kos, kebanyakan dicap hidup serba pas-pasan. Begitupun dengan Dilla yang dijatah uang saku per bulan secukupnya. Namun baginya itu bukanlah alasan untuk pantang berbagi. Mahasiswa boleh saja kere, tapi untuk berbagi maupun bersedekah tak perlu menunggu tua dan kaya.
Oiya, mbak Ollie juga berbagi tips menulis buat kita:
#What’s Story. Tentukan ide cerita yang kamu buat. Bisa dari pengalaman pribadi, orang lain, atau imajinasimu tiap sebelum tidur. (˘ε˘ƪ)
#What’s Motivation. Siapakah motivasimu dalam menyelesaikan cerita? Yang benar-benar membuatmu berhasil menggarapnya sampai finish? Sebagai contoh, Andrea Hirata ngebut penulisan naskah Laskar Pelangi hanya dalam hitungan hari karena ia ingin mempersembahkannya pada Bu Muslimah, guru SD yang ia ceritakan dalam novelnya, yang sudah berusia senja.
#Let’s Make a Story!
--Sediakan pulpen dan kertas. Cara ini masih terbukti efektif membangun kerangka cerita. Oya, kalau bisa, coba buatlah mind map! Cara ini akan membuat kisahmu makin terkonsep dan plot-mu lebih asyik!
--Googling. Cari topik apa yang sedang hangat atau data-data penunjang ceritamu.
--Sharing outline ke orang yang killer. Jadi ia akan memberi penilaian yang objektif. Beda kalau kamu minta pendapat teman baikmu atau pacarmu, pasti mereka bakal bilang bagus.
--Bikin deadline. Tentukan kapan karyamu harus selesai. Deadline itu bukanlah semisal, setelah lulus SMA, setelah skripsi selesai, atau selesai dapet jodoh. Bikin yang jelas, seperti tanggal 1 Oktober atau berapa, sesuai jangka waktu yang kamu butuhkan.
--Write first, edit later. Fokuslah dengan apa yang kamu tulis, tak usah hiraukan dulu diksi dan tanda bacanya. Baru setelah tulisanmu utuh, periksa kembali. Tambahi yang kurang, buang yang tidak perlu. Kalau aku biasanya menulis menjelang tidur, esoknya pasti bakal aku periksa kembali.
--Manfaatkan aplikasi. Mbak Ollie sih pakai Evernote. Aku sih kurang paham aplikasi beginian, tapi orang-orang yang hidup dengan gadget dan gak memungkinkan buat langsung ngetik di laptop, pasti bakal terbantu dengan aplikasi ini.
--Touch reader’s feeling. Apakah cerita yang kamu bikin bernuansa menyedihkan? Berhasilkah orang yang membacanya menangis tersedu-sedu? Atau kamu bikin cerita kocak, sudahkah pembacamu berhasil terhibur atau bahkan tertawa geli? Kalau ternyata belum, berjuanglah lebih keras lagi!
--Kalau lagi nulis cerita, mbak Ollie biasanya menaruh 10 buku favoritnya di dekatnya sebagai tombol ‘on’ motivasi. jadi ketika mbak Ollie lagi buntu atau jenuh, ia buku salah satu tumpukan bukunya untuk sekadar menilik gaya bahasa si penulis atau bahkan malah mendapat inspirasi.
--Have a social media? Share! Misal kamu nulis status di Facebook: “Fiuh.. novelku udah dapet 25 lembar. Masih kurang banyak. :3” Nah, mungkin ada temenmu yang bakal komen ngasih semangat. Itulah fungsinya, agar orang lain bisa men-supportmu.
#What’s Next?
Publish it! Kamu bisa mengirimkan karyamu ke berbagai penerbit. Atau kalau kamu masih belum pede, kamu bisa kok self-publish karyamu lewat nulisbuku.com misalnya.
Nah, itulah tips yang kudapat selama mengikuti talkshow bersama mbak Ollie. Semoga bermanfaat, ya!
Nah, itulah tips yang kudapat selama mengikuti talkshow bersama mbak Ollie. Semoga bermanfaat, ya!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons