Hai Chocoreaders, meski lebaran udah lama lewat tapi masih halal kan ya kalo aku cerita kisah lebaranku sekarang. And you know, lebaranku tahun ini bener-bener berbeda deh dengan tahun lalu. Bukan suatu hal yang menyedihkan, karena saking asiknya aku mau ceritakan ini ke kalian. (≧◡≦)
Keluargaku setiap tahun selalu mudik ke Jombang saat menjelang malam takbiran. Jadi kita berangkat pas hari puasa terakhir selepas Ashar dan sampai di kampung halaman selepas Isya’. Selanjutnya adek-adekku bakal nonton takbiran keliling di kampung bersama sepupuku lainnya. Kalau takbirannya udah selesai, pasti semuanya pada merengek minta dibelikan kembang api buat bermain di halaman rumah.
Ah.. wanita yang belum genap berusia 25 tahun itu, membuat perubahan kontroversial di tengah semaraknya bulan suci Ramadhan. Bulan yang harusnya membuat umat lebih dekat pada Rabb-nya.
Eaaa, masih ingat dengan postinganku yang berjudul BaladaKetemu Idola? Sempet loh jadi popular post nomer satuku sampai akhirnya harus tergerser di posisi kedua oleh postingan yang kuikutkan GA *yang pada endingnya aku gak terdaftar sebagai peserta….ngenes! T^T
Okey, berhubung kemarin adalah tanggal 22 Juli yang tidak akan aku kaitkan dengan hasil pilpres ataupun skandal lepas hijabnya Marshanda, aku bakal cerita mengenai hadiah ulang tahun terindahku pada usia ketujuh belas. ^^
“HBD Kawaann… barakallah fii umriik. :D”
“Ika, selamat ulang tahun… semoga barokah usianya, dimudahkan jalan menuju cita-cita, selalu dalam lindungan Allah. :))”
“Happy birthday Ika… Semoga makin menjadi insan yang lebih baik di bulan yang penuh barokah ini dan tetap langgeng terus hehe”Ucapan dan doa dari kawan, kerabat, dan orang terdekat terus membanjiri inbox sms, chat BBM, serta social media. Aku senang sekali mendapat ucapan sebegitu banyaknya karena hal itu menandakan masih ada yang peduli dengan ulang tahunku meskipun berkat reminder social media. :D Soalnya ada loh, ada orang yang kuharapkan tapi belum pernah sekalipun memberikan ucapan untukku padahal jelas-jelas ia sedang online! (╯҂ ‵□′)╯
Tak ada persyaratan khusus untuk mengikuti challenge ini. Yang terpenting hanyalah menabung. Karena untuk sebagian orang (yang kebanyakan boros kayak saya :D) menabung itu perkara yang sulit, cara nabungnya diganti dengan mengumpulkan uang recehan yang ada. Misal habis belanja di In**mart kembaliannya berupa receh, nah masukin saja ke celengan. Atau pas nyapu sore-sore di rumah nemu duit recehan, boleh juga. Dijamin makin rajin bersih-bersih rumah. :p
Sekilas bila dilihat, nampak biasa saja. Wajah polos tanpa make up dan jilbab yang membalut kepalanya tidak dililit aneh-aneh. Pakaiannya juga senantiasa bersahaja. Begitulah penampilan mahasiswi jurusan kebidanan Universitas Airlangga ini sehari-hari. Tapi siapa kira di balik kesederhanaannya, ia menyimpan hati seluas samudera.
Mahasiswa yang tidak tinggal bersama orang tua atau kos, kebanyakan dicap hidup serba pas-pasan. Begitupun dengan Dilla yang dijatah uang saku per bulan secukupnya. Namun baginya itu bukanlah alasan untuk pantang berbagi. Mahasiswa boleh saja kere, tapi untuk berbagi maupun bersedekah tak perlu menunggu tua dan kaya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons