Hai, kemarin tepatnya tanggal 27 April aku turut berpartisipasi menjadi volunteer dalam pelaksanaan Seleksi AFS/YES YP (Year Program) 2015-2016 tahap satu chapter Surabaya. Buat yang belom tau apa itu AFS/YES program bisa klik sini. Acaranya seharian dan buat para panitia harap sudah on location sejak pukul 6 pagi. Yaiyalah, jangan kalah dong ama peserta seleksi yang udah standby dari subuh. Beneran loh, yang kayak gitu rata-rata dari kota yang jauh dari lokasi seleksi seperti Kediri, Mojokerto, dll. Maklum, gak ada anak yang mau ambil resiko masuk ke daftar blacklist gegara telat.
Seleksi tahap satu ini merupakan tes tulis yang terdiri atas tiga sesi. Sesi pertama untuk IPU (Ilmu Pengetahuan Umum), sesi kedua untuk kemampuan bahasa Inggris, dan sesi ketiga untuk essai bahasa Indonesia. Tentunya tim penyelenggara seleksi butuh banyak pasukan untuk menjaga ruangan that’s why they need volunteers. Sisanya ya merupakan returnee atau istilah lainnya alumni dari pertukaran pelajar itu sendiri. Aku sendiri merupakan volunteer ya, bukan returnee meski dulu aku pernah mengikuti seleksi ini dan hanya mampu melewati satu tahap.
Hai, seminggu terakhir ini aku lagi sedih cuma gak sempet ngeblog gegara sibuk ujian, hehe. Pasalnya, Mimie disinyalir hilang, tak diketahui keberadaannya. Aku tahu hal ini selepas 3 hari kepergian Mimie malah. Itu pun saat aku tak sengaja menyempatkan berkunjung ke rumah Iren. Sumprit, lagi kangen-kangennya sama Mimie soalnya udah 2 bulan gak ketemu, malah dikasih kabar kalo Mimie ngilang. Ya Allah… rasanya sakit banget, kayak ditinggal pergi kekasih tanpa alasan *jjiaah.
Wajah-wajah kelas 3, gaya udah pake blazer angkatan :p |
FYI, dari SMP sampe SMA aku sekolah di boarding school. Sebenernya masih di lembaga pendidikan yang sama, cuma unit dan lokasinya aja yang beda. Pas SMP aku siswi program regular dan sekolahnya di kompleks Surabaya. Baru pas SMA aku ambil international standard school yang berlokasi di kompleks Pacet, Mojokerto. Pegunungan gitu deh, hawanya adem. Cihuuyy. (≧◡≦)
Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar nama Ibu Kartini? Pahlawan nasional yang sudah berjuang membela hak-hak kaum wanita? Pejuang emansipasi agar wanita memperoleh persamaan hak dengan kaum pria? Atau berpikiran sama denganku, pejuang mimpi tanpa kenal kata menyerah dalam segala keterbatasannya?
Bersyukurlah saya, di era zaman serbasusah ini saya masih dipertemukan dengan sosok Kartini di kehidupan nyata. Mungkin terlihat biasa-biasa saja bagi sebagian orang, it’s like ‘what can you see from this one?’ but the cover just wrecked up, trust me. :)
Bersyukurlah saya, di era zaman serbasusah ini saya masih dipertemukan dengan sosok Kartini di kehidupan nyata. Mungkin terlihat biasa-biasa saja bagi sebagian orang, it’s like ‘what can you see from this one?’ but the cover just wrecked up, trust me. :)
Meski sudah lewat pelaksanaan pemilu calon legislatif, tapi boleh dong kalo topikku masih meripit ke sini. Toh mungkin aku masih terkena euphoria masa pemilu *gila ya efeknya gak ilang-ilang. Gimana mo ilang, tiap hari makan poster caleg di jalan :3 . Okeh, hal yang paling semarak selama kampanye itu pasti: POSTER CALEG.
Jujur, ada sisi lain dari poster caleg yang menurutku sedikit konyol atau aku saja yang terlalu pede membikin korelasi *halah! Tau gak, menurutku poster-poster caleg itu membosankan sekali. Poster semacam itu memang sih, diharapkan mampu memunculkan kesan wibawa si empunya. Sayang, dengan banyaknya orang yang melakukan hal sama akhirnya timbul perasaan flat bagi orang yang melihat. Itu-itu melulu. Bisa dianggap ‘sampah’ yang mencemari pandangan secara halus.
Jujur, ada sisi lain dari poster caleg yang menurutku sedikit konyol atau aku saja yang terlalu pede membikin korelasi *halah! Tau gak, menurutku poster-poster caleg itu membosankan sekali. Poster semacam itu memang sih, diharapkan mampu memunculkan kesan wibawa si empunya. Sayang, dengan banyaknya orang yang melakukan hal sama akhirnya timbul perasaan flat bagi orang yang melihat. Itu-itu melulu. Bisa dianggap ‘sampah’ yang mencemari pandangan secara halus.
Tiap kali jalan berdua bareng pacar, kebanyakan orang memilih mall, bioskop, atau taman sebagai tempat hangouts. Sesekali di tempat berbeda dong, contohnya museum. Kayak yang aku lakuin bareng my hunny. Apalagi kalo museumnya fenomenal gini kayak Museum Kesehatan Surabaya.
Sebenernya sih, aku ngajakin dia buat nyoba tur kota Surabaya dengan bis Surabaya Culinary and Food Track. Sama aja kok modelnya kayak bis Surabaya Visit Heritage Tour. Intinya berkunjung ke beberapa tempat wisata Surabaya melalui rute tertentu. Namun karena sepertinya hal itu tidak praktis maka kami memutuskan berangkat sendiri.
Masih ingat dengan sekelumit ceritaku saat menjenguk Mbak Betha, sepupu my hunny yang habis lahiran?
Karena kemarin sewaktu di rumah sakit kita masih belum bisa menengok si bayi, akhirnya my hunny ngajak main ke rumah Mbak Betha seminggu kemudian. Tapi sesampainya di sana kita belum bisa langsung menjumpai adek bayi, soalnya masih bobok siang dengan ibunya. Yang terjadi berikutnya malah kita numpang tidur siang di ruang TV lantai 2 karena kecapekan habis jalan-jalan seharian.
Karena kemarin sewaktu di rumah sakit kita masih belum bisa menengok si bayi, akhirnya my hunny ngajak main ke rumah Mbak Betha seminggu kemudian. Tapi sesampainya di sana kita belum bisa langsung menjumpai adek bayi, soalnya masih bobok siang dengan ibunya. Yang terjadi berikutnya malah kita numpang tidur siang di ruang TV lantai 2 karena kecapekan habis jalan-jalan seharian.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons